
Liveangkasa.com – Kisah memilukan datang dari keluarga Frengki dan Yanti, pasangan buruh tani yang tinggal di Desa Sungai Petai, Kabupaten Seluma. Kedua putri mereka, Afrilia (4) dan Kaira (1 tahun 8 bulan), tengah berjuang melawan penyakit cacingan akut yang mengancam kesehatan serta tumbuh kembang mereka. Kondisi ini menjadi potret nyata rapuhnya ketahanan kesehatan anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Perhatian langsung dari Gubernur Bengkulu terhadap kasus ini mendorong Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Bank Bengkulu untuk segera bertindak. Tim UPZ melakukan kunjungan langsung ke kediaman keluarga tersebut guna memahami situasi secara lebih menyeluruh. Dari hasil kunjungan, mereka menemukan bahwa lingkungan rumah yang kurang higienis menjadi salah satu penyebab utama yang memperparah kondisi kesehatan kedua balita tersebut.
Faktor sanitasi yang buruk ditambah dengan kondisi ekonomi keluarga yang sangat terbatas memperumit situasi. Awalnya, keluarga mengira gejala yang dialami anak-anaknya hanya batuk dan sesak napas biasa. Dugaan terhadap cacingan pun sempat dianggap sepele hingga akhirnya kekhawatiran muncul ketika kondisi keduanya tak menunjukkan perbaikan.
Penanganan pertama dilakukan oleh Bidan Sari di Talang Tinggi. Namun, karena tak ada perkembangan berarti, pada Senin (15/9/2025) pukul 14:30 WIB, kedua balita dirujuk ke Puskesmas Masmambang dan diberikan infus. Afrilia selanjutnya dirujuk ke RSUD Tais dan menginap semalam. Pada sore harinya pukul 15:00 WIB, keduanya dibawa ke RSUD M. Yunus Bengkulu, di mana dokter memastikan mereka menderita cacingan akut.
Sebagai buruh tani, Frengki hanya berpenghasilan sekitar Rp 50.000 per hari, dan itu pun tergantung ketersediaan pekerjaan. Selain bekerja di ladang, ia bersama ibunya mengumpulkan buah pinang dari kebun milik warga. Kondisi ekonomi yang demikian membatasi akses keluarga terhadap asupan gizi yang memadai, pengobatan, dan fasilitas sanitasi yang layak. Saat tim UPZ mengunjungi rumah mereka, terlihat kondisi tempat tinggal yang memprihatinkan, berdinding papan, dan kamar tidur yang bersebelahan langsung dengan toilet—sebuah situasi yang sangat berisiko bagi kesehatan anak.
Menanggapi kondisi tersebut, pada Selasa (17/9/2025) pukul 12:00 WIB, Tim UPZ Bank Bengkulu melakukan kunjungan lanjutan ke rumah keluarga dan juga ke dua rumah sakit tempat Afrilia dan Kaira dirawat. Selain memberikan bantuan dana untuk biaya pengobatan, tim juga memberikan pendampingan dan dukungan moril kepada orang tua. Mereka turut menjalin koordinasi dengan pihak rumah sakit dan pemerintah daerah demi memastikan proses pengobatan berjalan optimal.
Salah satu perwakilan UPZ Bank Bengkulu menyatakan, “Ini adalah bentuk respon cepat kami untuk membantu meringankan beban keluarga. Bantuan ini tidak hanya bersifat darurat, tapi kami juga merancang program berkelanjutan.” Ia menambahkan bahwa pihaknya berharap pemerintah desa dapat lebih aktif dalam mengidentifikasi warga miskin yang membutuhkan bantuan agar tidak ada yang terlewat dari program pemerintah dalam bidang kesehatan, pendidikan, gizi, dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan arahan Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, melalui program “Bantu Rakyat”.